Namaku Randa Agustina, saat ini aku sedang menjalani
kuliah S1ku dengan jurusan Ahwal al-syaksiyyah , Fakultas Syari’ah di salah satu Institut ternama di wilayah
Kalimantan Selatan, tak terasa kuliahku sudah berjalan 3semester. Apa yang aku
targetkan untuk kuliah di sini belumlah semua tercapai, memngingat alasan dan
tujuan ku untuk memutuskan berkuliah di luar kota jauh dari Tempat di mana aku
di lahirkan dan menamatkan Sekolah Dasar , Tsanawiyah , dan Aliyahku. Keinginan
untuk melanjutkan kuliah di Kota Banjarmasin sudah ada sejak aku duduk di
bangku kelas 2 Aliyah. Awalnya aku agak Asing dan kesulitan menyebutkan nama kampus IAIN Antasari Banjarmasin. Tak
seperti nama-nama kampus yang biasa aku dengar kebanyakan .
“ IAIN” kampus apa itu ?? begitu kataku kepada
ayahku . IAIN aku dengar pertama kali dari ucapan ayahku ketika kami sedang
ngobrol di ruang tengah rumahku. Tidak banyak yang di ceritakan ayahku tentang
kampus IAIN, Ayahku hanya menyebutkan namanya saja dan mengatakan itu kampus Islami.
Karna di Aliyah aku mengambil program “Keagamaan” dan ketika aku mendengar ayah
mengatakan kampus islami. Rasa penasaranpun
timbul di benakku. “Kampus macam apa itu” ketika samapi di kost, aku
mulai Browsing mencari info tentang kampus IAIN Antasari
Banjarmasin dari leptopku. Setelah aku menemukan Website / blog IAIN Antasari Banjarmasin, setelah aq membaca apa
saja yang ada di dalam blog tersebut barulah aku paham kampus seperti apa IAIN
itu.
Keesokan harinya kelasku
kedatangan beberapa orang dari Kampus termama di Kalimantan Timur. Tujuannya
untuk memperkenalkan kampus mereka. Tepat atau hanya kebetulan promosi-promosi
kampus memasuki kelas kami. Padahal kami masih kelas Dua Aliyah, berhubung
sebentar lagi kakak kelas kami yang kelas
3 Aliyah akan menjalani Ujian Akhir Nasional kami pun mengalami imbasnya
dengan ikut serta mengisi beberapa Angket yg di tawarkan dari pihak Mahasiswa.
Selembaran Angket-angket tersebut mulai di bagikan ke meja kami masing-masing,
sambil mendengarkan pengarahan dari salah satu orangMahasiswa. Seluruh siswa di
kelasku di wajibkan untuk mengisinya seolah-olah kamilah yang akan melakukan
pendaftaran kuliah. Begitu perintah dari salah satu mahasiswa yang berdiri di
depan papan tulis dengan seragam Almamater kuning kebanggaannya.
Setiap hari aku sibuk dengan Browsing berbagai info tentang IAIN.
Samapi aku merasa puas dan memiliki tujuan untuk melanjutkan kuliah ku di
Banjarmasin jika aku lulus nanti. Entah mengapa sejak kelas Dua aliyah aku
sudah menentukan matang-matang kemana tujuanku nanti. Ku niatkan untuk tetap melanjutkan
studi ku dengan berbasis keislaman karna ini amanah dari guru-guruku di
Pesantren. Sampai-sampai aku coba membuka link pendaftaran online , aku
pelajari baik-baik semakin hari semakin merasakan semangat yang tinggi. Ingin
cepat-cepat lulus dan merasakan menjadi anak kuliahan.
Ketika aku sudah di kelas 3
aliyah dan menhitung beberapa bulan lagi akan melaksanakan Ujian Akhir
Nasional. Keinginan ku berkuliah di Banjarmasin makin menggebuh-gebuh. Tetapi
belum aku pastikan akan mengambil jurusan apa aku nantinya. Beberapa
teman-teman yang aku Tanya , “kemana akan melanjutkan kuliah ? ” kebanyakan
menjawab “ Belum tau mau kuliah di mana, paling-paling STAIN “ jawaban itu yang
banyak aku temui, berhubung sekolahku Madrasah Aliyah yang terbilang Favorit di
samarinda dan sudah menjalin kerja sama dengan kampus STAIN. Pembelajaran di
kelas tak lagi aktif , setiap guru yang masuk di kelas hanya memberikan
pengarahan pesan-pesan perpisahan. Suatu ketika jam pak Khairul Anam guru ilmu
kalam memberikan sedikit pengarahan dan pengalam beliau kepada kami. Akusendiri
tidak tahu akan menjadi apa kami dengan lulusan yang berjurusan “KeAgamaan”.
Sampai beliau sedikit membahas kampus IAIN Antasari Banjarmasin, mendengar itu
perhatianku menjadi fokus dengan apa yang beliau katakan. Entah mengapa aku
sangat bersemangat jika membahas tentang kuliah. Setelah pengarahan beliau,
temna-temanku di kelas menjadi tertarik mendaftar ke IAIN Antasari Bnajramsin.
Itu membuatku makin bersemangat berbagi infi kepada teman-teman , di hitung-hitung
kurang lebih 6 orang yang menyatakan ingin berkuliah di IAIN. Kami putuskan
mencari info ke ruang BK.
Di ruang BK penuh dengan
siswa-siswi yang berkonsultasi tentang kampus impian mereka masing-masing,
sedangkan aku sibuk dengan kampus impianku “IAIN Antasari Banjarmsin”. Hampir
Dua minggu sudah ibu Ence sebagai guru BK kami tidak memberikan kabar. Beliau
hanya mengabarkan bahwa ada kakak angkatan kami namanya “NURUL” yang berkuliah
di IAIN. Cuma itu, tetapi tidak menghalangi niatku yang sudah membara-bara ,
musim-musim pendaftaran sudah tiba aku dan teman-teman sibuk mencari info kapan
pendaftaran akan di buka. Ku cari info di internet “ Pendaftaran PTAIN 2011” pendaftaran
jalur online gelombang 1 akan di buka serentak seluruh PTAIN seIndonesia, waktu
dan ketentuan pendaftaran sudah di tentukan . untuk jalur online gelombang 1
biayanya sebesar Rp.150.000 dan gelombang ke 2 sebesar Rp.100.000. dan di
setorkan memalui BANK BRI.
Waktu itu ayahku belum mempunyai
uang untuk membayar biaya pendaftaran.
Sedangkan Deadline tinggal beberapa
hari lagi. Uang yang aku punya hanya Seratus ribu rupiah, itu juga hasil aku
berjualan pulsa di kelas. Lebihnya ibuku yang menambahkan hasil dari berjualan
jajanan di sekolah Taman Kanak-kanak dekat rumah. Uang sudah terkumpul ,
keesokkan harinya aku dan teman-teman berangkat menuju Bank. Setelah mengambil
dan menunggu nomer antrian , dua orang temanku sudah selesai, mereka kembali
dengan membawa Slip bukti penyetoran.
Ketika giliranku agak sedikit lama karena baru aku penyetor yang ke IAIN.
Kelima orang temanku menyetor dengan tujuan ke STAIN. Setelah pulang dari Bank
kami langsung menuju ke kampus STAIN untuk melakukan registrasi pendaftaram.
Ketika sampai di sana kami di sambut dengan ramah dengan kakak-kaka yang ada di
sana dan kebanyakan mereka alumni dari MAN 2 , aku diam dan biasa-biasa saja ,
menutupu kalau aku kesini bukan untuk mencalonkan diri sebagai salah satu warga
STAIN. Salah satu dari temanku menyampaikan kalau aku tidak mendaftar di kampus
mereka. Dan seketika itu juga aku di serang pertanyaan dari beberapa
kakak-kakak yang ada di dekatku.
“kenapa dek ngak kuliah di sini
aja ? “
“mau kuliah di tempat asalkah ? “
“ di suruh orangtua ya kuliah di Banjarmasin ? “
Sekarang aku lupa apa yang aku
jawab saat itu.
Sekarang
aku hanyaa fokus dengan persiapan TES PTAIN. Dan pertama kalinya aku berangkat
ke Banjarmasin menggunakan Bus sendirian. Perjalanan yang jauh , aku duduk d
kursi nomer 35 untung sekali yang duduk bersamaku juga seorang perempuan. Ka “MISNA
“ seorang wanita yang menjadi teman dudukku selama perjalanan menuju ke
Banjarmasin, dan ternyata kak misna juga pernah sekolah di SMA 12 dekat
rumahku. Otomatis kak Misna tahu siapa-siapa tetangga rumahku.
Setibanya aku di Banjarbaru di
rumah saudara angkat ayahku. Ya hanya rumah
belaiulah yang aku tahu di Banjarmasin . keesokanharinya aku di antar ke
kampus untuk melakukan registrasi calon mahasiswa baru. Sebelumya aku mengalami
kegalauan yang sangat amat. Bingung
menentukan jurusan apa yang akan aku ambil. sampai bantuan Allah datang untuk
memantapkan hatiku memilih jurusan Akwal al-syakhsiyyah. Dari pengalaman hidup
atas suatu perceraian yang pernah
terjadi dengan kedua orang tuaku yang menjadi guru dalam hidupku. Yang
memotivasi mengapa aku mengambil “Hukum keluarga” sebagai prodi kuliahku. Ilmu
apapun yang akan aku dapatkan nantinya . akan aku amalkan di diriku sendiri
jika aku berrumah tangga kelak. Jangan sampai kejadian buruk dalam berrumah
tangga karena awamnya ilmu dalam berrumah tangga bisa membuat kita terjerumus dengan suatu hal
yang di benci Allah.
Selesai sudah tujuanku di
Banjarmasin hari itu juga aku kembali pulang ke samarinda. Begitu seterusnya
beberapakali aku pulang pergi sendirian. Tepat hari H Tes PTAIN gelombang pertama di adakan
serentak seIndonesia. Aku sedikit kesulitan menhadapi so’al yang bersifat umum
karna aku tidak peernah lagi mempelajarinya. Sebulan berlalu menunggu hasil
pengumuman yang di akan di umumkan secara online juga. Rasa penasaran dan deg-degkanlah saat itu yg q rasakan,
bukan cuma aku. Semua calon mahasiswa merasakan itu.
Ketika aku bangun pagi aku
mendapat telpon dari teman baruku sewaktu mengikuti BIMTES. Telponnya membawa
kabar gembira . dia meyakinkan aku dengan menanyakan nomer tes , fakultas, dan
jurusan apa yang aku ambil. ALHAMDULILLAH aku lulus dengan pilihan pertama di
fkultas syari’ah dan jurusan Ahkwal al-syakhsiyyah. Janji tuhan itu pasti tidak
ada yang sia-sia semua pengorbananku. Sepanjang istikharahku aku selalu
berdo’a semoga Allah meridhai apa yang aku kerjakan
“.Allah tidak memberikan apa yang
kita inginkan melainkan allah memberikan apa yang kitabutuhkan. “
***
0 komentar:
Posting Komentar